Djuan mulai merapihkan tekad dan harapan di sela ransel, tidak lupa nama wanitanya, yang akan menamani di setiap jejak perjalanannya.
"Hati-hati, Tuan" lirih Laras dengan nada yang terbata-bata menahan tangis, ia mencoba tegar d hadapan kekasihnya kala itu.
Mereka bertemu di salah satu terminal keberangkatan malam itu.
"Ini petualangan yang sebenarnya, belantara yang sesungguhnya, tapi tak usah risau, Puan" kata Djuan meyakinkan wanitanya, ia usap air mata yang tidak bisa Laras tahan.
Laras mencoba tersenyum meski kesedihan nampak jelas di raut mukanya.
"Sampai jumpa dijalan, atau di rumah; kita semestinya berada" pungkas Djuan.
Air mata Laras terus membasahi pipinya yang kini mulai kemerahan, mataya menyaksi akan kepergian kekasihnya, ia mencoba tersenyum saat Djuan memeluknya untuk terakhir kalinya.
Langkah demi langkah, Djuan hilang di kejauhan jarak.
muhammadas, Bekasi.2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar