Senin, 28 Mei 2018

PERADABAN LUKA

Kau ambil hatiku yang sedang meradang--dibuatnya sembuh perlahan,
Bangun; bisikmu nyaring menelisik pangkal telingaku.

Tersenyumlah, sapa senyummu; yang membuat jarum jam membisu, dan waktu berhenti ketika dua senyum yang tidak sengaja saling mencuri perhatian.

Kau tanam angrek dan tulip di sela senja, di sirami temaram gemintang yang turun di balik jendela tenda kita.

Aku terus berkutat dengan pikiranku sendiri, dan mencoba merebahkan angan di bahu jalan;  jalan menuju dirimu.

Tapi, tawar menawar waktu tidak pernah sepakat, kau pergi bersama awan pekat, meninggalkanku terlelap--disudut gelap



muhamadas, Buffalo Hill.2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar